Minggu, 26 Juni 2016

Gunung sibayak tanah karo luar biasa indah ya

Gunung Sibayak adalah gunung aktif yang  letaknya berdekatan dengan kota Berastagi provinsi Sumatra Utara.  Banyak penduduk setempat biasanya menyebutnya dengan Gunung Raja. Gunung Sibayak merupakan gunung aktif  yang terakhir  meletus  pada  tahun 1881. Gunung terletak di sekitar 50 Km  barat daya kota medan, dan merupakan salah satu gunung berapi aktif yang memiliki uap panas.  letusan yang terjadi pada waktu lalu sangat mengguncang bebatuan di puncak gunung mengakibatkan Kondisi yang “tidak beraturan” pada bebatuan puncak nya. Hal ini, justru menjadi salah satu keunikan tersendiri yang membuat wisatawan tertarik menguji adrenalinnya untuk dapat menaklukkan Gunung Sibayak hingga mencapai puncak. Dari atas gunung kita akan di suguhkan  pemandangan lautan awan  akan membuat anda terpesona dan menikmati pemandangan yang di ciptakan tuhan.  Tidak hanya itu di atas gunung kita dapat menikmati sunset dan kemunculan sinar matahari akan menerpa wajah dengan suasana hangat, menggantikan hawa dingin yang mengganggu dalam perjalanan Anda.

Keindahan Gunung Sibayak Bagian Depan Keindahan Gunung Sibayak Pada Malam Hari

Dalam menuju ke puncak sibayak, anda harus mulai melangkah dari kaki gunung kurang lebih pada pukul 02.00 dini hari. Jangan khawatir, karena suasana di malam hari tetap akan memukau Anda. Ditambah lagi cahaya-cahaya lampu penduduk di sekitar gunung yang menerangi langit Gunung Sibayak yang membuat Anda merasa sedang berada di bulan karena kondisi pijakan selama pendakian yang penuh batuan.

Bukan hanya dari keindahan pemandangan puncaknya, gunung sibayak juga menyediakan aliran air dari sela-sela batuan gunung akan sangat menyegarkan Anda. Pendaki banyak yang memanfaatkannya sebagai cadangan air minum karena air di gunung sibayak Air nya yang jernih dan sangat segar. Inilah yang membuat sumber air ini menjadi salah satu sumber air untuk air minum kemasan merek “AQUA”.

Terlepas dari kawasan puncak, Gunung Sibayak masih banyak menyimpan kemegahannya.

bukit ngundaling tanah karo.

Bukit Gundaling Berastagi adalah salah satu kawasan pariwisata yang dapat kamu temukan di Tanah Karo, Sumatra Utara. Bukit ini terletak setinggi 1,5km dari permukaan air laut dan memberikan pemandangan gunung Sibayak dan gunung Sinabung. Bukit Gundaling Berastagi dapat ditempuh menggunakan kendaraan sekitar 15 menit dari kota Berastagi, Medan.

Selain memberikan indahnya pemandangan kedua gunung yang masih aktif dari kejauhan itu, kamu juga dapat memandang keindahan seluruh kota Berastagi, Medan dari atas bukit. Tidak hanya itu, sederet pohon pinus dan sekumpulan bunga di puncak bukit memberi kesan segar dan menyejukkan bagi siapa saja yang berkunjung ke tempat ini. Dalam perjalanan kamu menuju puncak bukit Gundaling Berastagi akan lebih baik kamu tetap waspada dengan kondisi jalan yang banyak tanjakan dan tebing curam di sekitarnya, apalagi saat cuaca hujan yang menjadikan area jalan menjadi licin dan berkabut. Area bukit ini juga menyajikan latar belakang patung manusia berpakaian adat Karo, Sumatra Utara


sirih /belo tradisi karo

sirih (belo) dalam bahasa karo
di seluruh penjuru indonesia pada masa lampau tiap 2 kerajaan ada namanya teradisi makan sirih atau juga yg di sebut nginang ,,, biasa yg inginang pada umumnya seorang  bangsawan kerajan ,,,, dan sekarang banyak yg tidak mengkumsumsi sirih karena  
mengikuti kemajuan jaman  yg sudah modren ,,,suku
karo pada umumnya senang mekomsumsi  sirih bisa kita jumpai tiap rumah ke rumah suku karo hal yg biasa dilakukan oleh suku karo itu sendiri,,,,,mulai dari anak2 remaja ,orang tua dan nenek sekali pun banyak yg menkomsumsi sirih,,,  di tanah karo pada umumnya sirih sangat lama mahal , biasanya satu ikat bisa menjapai 40 ribu rupiah waw harga yg pantastis kalah2 harga rokok ,,,,, belum termaksut dengan tembakau,kapur,pinang,gambir,,,di total2 bisa mencapai seratus ribu untuk sekali belanja ,,,waw memang mahal tapi bagi yg sudah tercandu itu tidak terlalu mahal,,,,,, biasanya orang yg tidak biasa memakan sirih terasa pusing ,,,, di tanah karo pada umumnya sirih adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan ,,,, bisa dikatakan indonesia suku karo adalah pengkomsumsi sirih terbesar mungkin juga sedunia, di india saja tidak sebanyak suku karo makan  
sirih ,,,, dengan satu lebar aja cukup bagi orang india
beda dengan suku karo bisa mencapai lima lembar daun sirih sekali makan.

Medan darah ya org batak ....betul kah itu??????




KNAPA MEDAN IDENTIK DENGAN BATAK?? COBA MENGUNGKAP FAKTA SEJARAH

Kenapa Medan tidak disebut Kota Melayu, atau Jawa atau Kota Cina? Kenapa harus pake nama Batak?

Ternyata yang saya dapat memang Kota Medan itu masih bagian dari Kerajaan Batak atau Keturunan dari Orang Batak.

Mari kita mulai dari sejarah Melayu Sumatera Utara (Melayu Deli) yang tidak akan lepas dari Sejarah Kerajaan Deli itu sendiri atau sering juga di Sebut Kerajaan Melayu Deli.

Deli berdiri sekitar Tahun 1630 mengutip Hikayat Deli yang mengatakan Muhammad Dalik atau dikenal juga dengan nama Gocah Pahlawan atau juga Laksamana Khuja Bintan (Laksamana Kuda Bintan), sebagai perwakilan Kesultanan Aceh di Sumatra Utara Saat ini.
Ada jarak sekitar 91 tahun berdirinya kesultanan Deli ini dengan Keruntuhan Kerajaan Batak seperti yang di Catat Fernand Mendez Pinto (1539).

Paska jatuhnya Kerajaan Batak, Aru dan Pase 1539 ketangan Aceh masih menyisakan polemik sampai saat ini tentang dimanakah letak Kerajaan Aru tersebut, dimana sebahagian masyarakat Karo di blog-blog dan forum sering menyatakan diri Sebagai bagian dari Aru.

Ada dua teori umum dari penulis-penulis yang kutip dari beberapa Sumber yang menjadikan catatan Tomi Pires : Suma Oriental sebagai Rujukan utama tentang posisi Aru, Batak dan Pase (untuk ini saya mengutip terjemahan dalam Bahasa Inggris terbitan Asian Education Service – New Delhi – India 2005), menurut Catatan Tomi Pires Kerajaan Batak itu ada diantara Aru dan Pase, berdasarkan catatan ini maka posisi kerajaan Pase tidak ada lagi perdebatan tetapi perdebatan terjadi diantara Letak Kerajaan Batak dan Letak Kerajaan Aru, berikut analisa saya:

1. Opini Satu (yang umum diketahui saat ini):

Opini ini didukung anggapan bahwa Kerajaan Tamiang adalah Kerajaan Batak Dalam hal ini seperti ada tulisan dari Leonard Y. Andana dalam, Leaves of the Same Tree: Trade and Ethnicity in the Straits of Melaka, University of Hawai’I Press – 2008, telah terjadi perdebatan dimana posisi Aru itu dan selanjutnya menjadi Deli pada Lokasi yang sama, Raja Tamiang ditulis Leonard sebagai “Raja Batak” (dia menulis dengan Tanda Kutip), dimana menurut Tomi Pires Raja Tamiang adalah menantu Raja Aru.

Maka Selanjutnya sebagian mengatakan Deli adalah adalah Lokasi dimana Kerajaan Aru dulu berdiri. Juga ada tulisan yang mengatakan letak kerajaan Aru berpindah pindah hingga ada beberapa bagian Kerajaan Aru Lengkap dengan Rajanya. Leonard Juga menulis dengan mengutip Sejarah Kerajaan Melayu secara eksplisit mengatakan bahwa Raja Aru adalah Putra Sultan Sajak, “yang turun dari Batak” (dia menulis dalam tanda kutip).

2. Opini Dua (Bisa jadi hanya sanya yang mendukung ini saat ini):

Kerajaan Tamiang adalah Bagian Kerajaan Batak Data ini mungkin penulis sendiri yang pertama kali menuliskan mengutip Catatan Perjalanan Fernand Mendez Pinto yang terjemahkan kedalam Bahasa Inggris oleh H.C Gent, tahun 1653 (catatan inilah yang dipakai oleh banyak penulis sejarah Aceh dan Aru meski penulis sendiri melihat adanya kejanggalan kenapa Sejarah Kerajaan Aru dan Aceh mengutip buku ini tapi tak ada menyinggung Kerajaan Batak? Dan apakah buku Pinto yang mereka baca adalah buku yang mengutip tulisan Pinto?

Dalam Catatan Pinto dua tempat Penting dimana tiga Putra Raja Batak tewas mempertahankannya yaitu “Jacur” (Nagur – Simalungun) lalu “Lingua” (sepertinya dekat dengan Linge atau Lingga atau Litai – adakah ini banteng Putri Hijau?), maka tentunya diantara Pase dan Aru ada setidaknya Jacur (Nagur – Simalungun Saat ini) maka artinya Kerajaan Aru itu ada didaerah Asahan saat ini. Karena di percaya beberapa pendapat mengatakan bahwa perang Aru dan Aceh di Sungai Panetican (Pinto) sekarang disebut sebagai Sungai Panei di Asahan.

Tetapi merujuk sejarah Asahan maka Nama Asahan itu sendiri berasal dari kebiasaan Raja Simargolang yang mengasah Pedang Pusakanya di “Aek Toba” sehingga disebut lah nama daerah itu Asahan dan Sungainya sungai Asahan (cat.: artinya sejak ratusan tahun lalu masyarakat sudah mengerti bahwa Sungai Asahan adalah Pembuangan air Danau Toba).

Raja Simargolang sendiri mengaku sebagai keturunan (Pomparan Raja Batak) dari keturunan Raja Borbor dan menurut sumber yang say abaca, masih ada di dapat dari cerita tua-tua disekitar Simalungun Bawah atau di daerah Pulo Raja dan Pulo Maria maupun dalam beberapa Buku Tarombo Raja Batak. Kesultanan Asahan Sendiri berdiri 1630.

Sementara Tomi Pires Menggambarkan Aru sebagai Kerajaan Maritim Kuat yang menguasai selat Malaka (Berbanding Terbalik dengan Kerajaan Batak yang hanya punya kapal Patroli tanpa adanya pelabuhan Laut – mungkin inilah awalnya disebut sebagai manusia gunung atau pedalaman karena tiadanya kehidupan di Pantai timur).

Selanjutnya Tomi Pires mencatan Bahwa Kerajaan Aru itu meliputi sebagian Tanah Minangkabau dengan Sungai Sangat Besar sepanjang Sumatra yang bisa di layari (dan sampai hari ini sungai sangat besar yang bias dilayari dari selat Malaka adalah Sungai Siak – bias dilayari sampai ke Pekan Baru).

Dalam Catatan Pinto juga ditulis Bahwa Pusat Kerajaan itu ada di Pananiu/Panaiu yang ada disisi Barat Sumatra artinya dalam pelayaran Pinto dari Malaka ke pusat Kerajaan Batak maka Perahu itu harusnya Melawati Aceh.

Beberapa Sejarawan mengatakan Pananiu ini ada di Panei – Kabupaten Padang Lawas Sumatra Utara Saat ini. Masih mengutip Pinto bahwa Tentara Batak itu di Bantu oleh Pasukan Minangkabu (dia menulis “Menancaben”), artinya Minangkabau adalah sekutu da nada garis demarkasi Suku Batak dengan Minang Saat ini dapatlah kita katakan tapal batas saat Kerajaan Batak Masih berdiri.

Nah William Marden dalam Laporannya pada Raja Inggri (History of Sumatra - 1784) Malah menulis dengan tegas Luasnya Negeri Batak Batak (dia menulis “Batta”) adalah Dibatasi oleh ke selatan Aceh dan ke selatan oleh Passaman dan daerah Merdeka Rau atau Aru (dia menulis Aru adalah Tanah Rao - penulis), tetapi lebih jelasnya ditandai dengan perpanjangan Sungai Besar Singkel (ditulis “Sinkell”)ke bagian Tamiang (ditulis “Tabooyong” pada sisi pantai dan pedalaman, Jauh Keselatan ke Air Bangis (ditulis Aye Bongey), pada sisi belakang dimulai nya Tanah Rao.

Jadi wajar donk medan itu Identik dengan Batak.

Arti kerja tahun bagi masyarakat karo.dan teryata ada bagian yg terlupakan pas melaksanakan kerja tahun/merdang merdem

Merdang Merdem/kerja tahun di karo



Merdang Merdem atau Kerja Tahunadalah sebuah perayaan suku Karo diKabupaten Karo. Konon merdang merdem tersebut merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang biasanya dilaksanakan setelah acara menanampadi di sawah selesai. Perayaan tersebut merupakan bagian dari ucapan syukur kepada sang Pencipta karena kegiatan menanam padi telah selesai. Teriring doa agar tanaman padi tersebut diberkati sehingga bebas dari hama dan menghasilkan panen yang berlimpah. Momen yang melibatkan seluruh wargakampung tersebut biasanya juga dimanfaatkan muda-mudi sebagai ajang mencari jodoh. Setiap acara merdang merdem biasanya dimeriahkan dengan gendang guro-guro aron yaitu acara tari tradisional Karoyang melibatkan pasangan muda-mudi. Setiap kecamatan di Tanah Karo merayakan merdang merdem pada bulan yang berbeda. Kecamatan Muntemerayakan merdang merdem pada hari ke-26 beraspati medem kalender Karoyang biasanya jatuh di bulan juli.
Konon, pesta sekampung tersebut sebegitu meriahnya sehingga lama perayaannya sampai enam hari di mana setiap hari mempunyai makna yang berbeda.
  • Hari pertama, cikor-kor.
Hari tersebut merupakan bagian awal dari persiapan menyambut merdang merdem yang ditandai dengan kegiatan mencari kor-kor, sejenis serangga yang biasanya ada di dalam tanah. Umumnya lokasinya di bawah pepohonan. Pada hari itu semua penduduk pergi ke ladang untuk mencari kor-kor untuk dijadikan lauk makanan pada hari itu.
  • Hari kedua, cikurung.
Seperti halnya pada hari pertama hari kedua ditandai dengan kegiatan mencari kurung di ladang atau sawah.Kurung adalah binatang yang hidup di tanah basah atau sawah, biasa dijadikan lauk oleh masyarakat Karo.
  • Hari ketiga, ndurung.
Hari ketiga ditandai dengan kegiatan mencari nurung, sebutan untuk ikan, di sawah atau sungai. Pada hari itu penduduk satu kampung makan dengan lauk ikan. Ikan yang ditangkap biasanya nurung mas, lele yang biasa disebut sebakutkaperas, belut.
  • Hari keempat, mantem atau motong.
Hari tersebut adalah sehari menjelang hari perayaan puncak. Pada hari itu penduduk kampung memotong lembu, kerbau, dan babi untuk dijadikan lauk.
  • Hari kelima, matana.
Matana artinya hari puncak perayaan. Pada hari itu semua penduduk saling mengunjungi kerabatnya. Setiap kali berkunjung semua menu yang sudah dikumpulkan semenjak hari cikor-kor,cikurungndurung, dan mantemdihidangkan. Pada saat tersebut semua penduduk bergembira. Panen sudah berjalan dengan baik dan kegiatan menanam padi juga telah selesai dilaksanakan. Pusat perayaan biasanya di alun-alun atau biasa disebut los, semacam balai tempat perayaan pesta. Acara disitu dimeriahkan dengan gendang guro-guro aron di mana muda-mudi yang sudah dihias dengan pakaian adat melakukan tari tradisional. Perayaan tidak hanya dirayakan oleh penduduk kampung tetapi juga kerabat dari luar kampung ikut diundang menambah suasana semakin semarak. Pada hari itu pekerjaan paling berat adalah makan. Karena setiap kali berkunjung ke rumah kerabat aturannya wajib makan.
  • Hari keenam, nimpa.




Hari itu ditandai dengan kegiatan membuat cimpa, makanan khas Karo, biasa disebut lepat. Cimpa bahan dasarnya adalah tepung terigu, gula merah, dan kelapa parut. Cimpatesebut biasanya selain untuk hidangan tambahan setelah makan. Tidak lengkap rasanya merdang merdem tanpa kehadiran cimpa. Untuk kecamatan lain di Tanah Karo kegiatan nimpa diganti denganngerires yaitu acara membuat riresyang dalam bahasa indonesia disebut lemang. Cimpa atau lemang daya tahannya cukup lama, masih baik untuk dimakan meski sudah dua hari lamanya. Oleh karena itu cimpa ataurires cocok untuk dijadikan oleh-oleh bagi tamu ketika pulang.
  • Hari ketujuh, rebu.
Hari tersebut merupakan hari terakhir dari serangkaian pesta enam hari sebelumnya. Pada hari tersebut tidak ada kegiatan yang dilakukan. Tamu-tamu sudah kembali ke tempat asalnya. Semua penduduk berdiam di rumah. Acara kunjung-mengunjungi telah selesai. Pergi ke sawah atau ladang juga dilarang pada hari itu. Seperti halnya arti rebu itu sendiri yang artinya tidak saling menegur, hari itu adalah hari penenangan diri setelah selama enam hari berpesta. Beragam kesan tinggal melekat dalam hati masing-masing penduduk kampung. Hari besok telah menanti untuk kembali melakukan aktivitas sebagaimana hari-hari biasanya

Sabtu, 25 Juni 2016

kita Bukan anak sma lagi ya....masak anak berastagi bayak x lebay




*Usia 1/4 abad

Jika usia kita sudah 25 tahun, hampir 25 tahun, atau sudah lewat 25 tahun, mungkin hal2 berikut menarik diperhatikan. Ini hanya catatan ringan, jadi tidak perlu terlalu serius.

1. Berhentilah berpikir kalau kita masih remaja

Dalam definisi apapun, usia 25 tahun bukan lagi usia remaja. Jadi, tidak pantas bersikap seperti remaja yang masih kekanak2an. Bicaralah yang biasa2 saja, menulislah yang biasa2 saja, tidak pantas lagi kalau masih mau manja2, genit2, apalagi merasa imut menggemaskan. Apalagi kamu, Bambang, Joko, Agus, ayo, dek, nggak pantas lagi merasa diri kita paling imut menggemaskan.

2. Mulailah mengambil tanggung-jawab

Usia 1/4 abad itu sudah matang sekali. Yang kuliah, harusnya sudah lulus, dan mulai bekerja. Yang tidak kuliah, semestinya juga sudah bekerja. Kalaupun ambil S2 atau S3, cara berpikirnya sudah berbeda. Mulailah mengambil tanggung-jawab. Masa’ kita masih harus minta uang buat beli pulsa? Minta uang buat beli bensin motor? Sudah masih minta uangnya ke orang tua, eh, cuma dipakai buat telpon2an pacaran, keluyuran pacaran. Jaman dulu, anak2 usia 18 tahun bahkan sudah bisa mandiri. Entahlah, apa yang jadi sumber masalah hari ini, usia 1/4 abad tapi masih merepotkan orang tua.

3. Mulailah memikirkan cita-cita hidup dengan serius

Hidup ini tidak cuma makan, tidur, makan tidur, dstnya. Mulailah memikirkan apa yang akan kita lakukan. Apa yang hendak kita capai. Lihat ke belakang, apa hal yang telah kita capai? Dan apalagi yang hendak kita capai? Kejar impiannya, dek. Jangan bangun kesiangan, malas ngapa2in, entah besok lusa jadi apa, bodo amat. Tabiat malas itu amat berbahaya.

4. Berhenti penuh drama

Nonton drama Korea sih boleh. Tapi berhentilah hidup penuh drama. Dikit2 lebay, dikit2 heboh, dikit2 rusuh. Kita sudah 1/4 abad, bukan remaja lagi. Kita sudah dewasa, dan sebagaimana mahkluk dewasa, tahu keputusan apa yang harus diambil. Kita juga bisa memfilter mana omongan orang lain yang bermanfaat, mana yg harus ditinggalkan. Kita juga bisa memilih, mana hal penting yg harus diikuti, mana yg sudah tidak berguna lagi. Jomblo misalnya, tidak ada masalah serius dengan menjadi jomblo, malah bisa fokus sekolah dan meniti karir. Daripada menghabiskan waktu penuh drama. Berhenti penuh drama.

5. Jaga kesehatan

Kesehatan itu adalah investasi. Semakin muda kita memulai proses menjaganya, maka akan kita petik di masa depan manfaatnya. Tidak merokok, tidak begadang, apalagi minuman alkohol, dsbgnya sejak muda, itu akan dirasakan manfaatnya di masa tua. Apalagi jika ditambahkan dengan sering olahraga, menjaga makanan, itu investasi yang baik.

6. Asupan gizi untuk jiwa

Ini kadang sering betul kita abaikan. Di dalam tubuh kita itu ada yang disebut “jiwa”. Nah, jika kita sibuk memoles fisik luar, kapan kita akan mulai memoles bagian dalam kita? Kapan kita akan mulai memberikan asupan gizi bagi “jiwa” kita. Kalian tahu kenapa orang dewasa itu banyak masalahnya? Kesibukan tidak ada habis2nya? Waktu yang tidak berkah? Rasa syukur yang dangkal? Bahkan saat hidupnya sudah cukup pun, dia rela mencuri, korup, dan aniaya? Karena jiwanya tidak diberikan asupan gizi. Jika usia kita sudah 1/4 abad, mendesak sekali kita mulai melengkapi hidup ini dengan pemahaman2 terbaik, pelajaran2 penting. Jangan malas membaca buku2 yang baik, jangan malas belajar dan memperhatikan. Dan lebih penting lagi, jangan malas belajar agama.

7. Berhenti menghabiskan waktu mubazir

Masih suka berantem di media maya? Masih suka bertengkar di kolom komentar website berita? Postingan orang lain? Ayolah, berhenti menghabiskan waktu sia-sia. Kita sudah 1/4 abad lebih, ngapain harus ribut hanya karena hal2 tidak penting. Aduh, rugi amat kalau masih suka mengotot, hanya orang2 kurang kerjaan yang menghabiskan waktunya sia-sia. Lebih baik fokus produktif, terus belajar dan berkarya.

Kurang lebih begitu. Semoga bermanfaat.

Boris jaksen.

Kita bukan anak sMk/sma lagi ya guys.......


Berastagi sehat tanpa rokok

Hidup indah tanpa rokok.






Kamis, 23 Juni 2016

Air Terjun Sipiso-piso merupakan salah satu tempat wisata di Pulau Sumatera. Berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang tidak begitu jauh dari pemukiman penduduk Desa Tongging. Air terjun ini berada di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl dan dikelilingi oleh hutan pinus. Pengelolaan wisata alam air terjun ini dipegang oleh Pemda Kabupaten Karo. Dengan memiliki ketinggian sekitar 120 meter, Air Terjun Sipiso-piso merupakan salah satu air terjun tertinggi di Indonesia. Dengan adanya air terjun ini, Kabupaten Karo menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati oleh para wisatawan domestik dan mancanegara.

Objek Wisata

Air Terjun Sipiso-piso Sumatera UtaraAnda akan terkagum-kagum dengan pesona Air Terjun Sipiso-piso, ketika Anda berada di Desa Tongging, tempat di mana air terjun ini berada. Sebelum Anda melihat air terjun ini dari dekat, berkunjunglah di gardu pandang yang terletak di puncak bukit. Anda akan melihat hamparan keindahan Tanah Karo. Dari gardu pandang ini juga, Anda dapat menikmati keindahan Pulau Samosir, pulau yang berada di tengah Danau Toba.
Pemandangan Danau Toba dari  Air Terjun Sipiso-pisoSetelah Anda puas menikmati pemandangan nan indah dari jauh, Anda dapat melanjutkan perjalanan menelusuri punggungan bukit untuk bercengkerama dengan keindahan Air Terjun Sipiso-piso. Namun, Anda tidak perlu khawatir dalam menelusuri punggungan bukit tersebut, karena sudah disediakan jalur yang berupa anak tangga dan memang disediakan untuk para wisatawan. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai dasar air terjun ini. Dalam perjalanan tersebut, jangan lupa untuk mengabadikan momen indah ini dengan berfoto-foto dengan latar belakang Danau Toba.
Pesona Keindahan Air terjun sipiso-pisoSesampainya di dasar air terjun, arahkan pandangan Anda ke bukit-bukit yang ada di sekeliling air terjun. Dengan perpaduan hijaunya pepohonan pinus yang rimbun dan suara gemuruh air terjun, membuat suasana hati dan pikiran Anda terasa damai dan tenteram. Jangan lupa untuk membawa bekal makanan untuk dinikmati bersama keluarga Anda setelah lelah bermain air di Air Terjun Sipiso-piso.

Lokasi

Air Terjun Sipiso-piso berada di Desa Tongging, Kec. Merek, Kab. Karo, Sumatra Utara. Kecamatan Merek terletak kurang lebih 24 km dari Kota Kabanjahe.

Akses

Jika Anda menggunakan transportasi umum dari Medan, Sumatera Utara. Anda dapat menggunakan bus dengan jurusan Kota Kabanjahe dengan waktu kurang lebih 2 jam. Kemudian, setelah sampai di Kabanjahe, perjalanan dilanjutkan dengan bus menuju Danau Toba. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit dengan jarak tempuh sekitar 24 Km.

pemandian Air Panas Alam Lau sidebuk debuk

Apakah anda berminat datang
ke berastagi?
Jika ya.tak salah anda harus mengunjugi pemandian alam di desa daoulu.
Lau Sidebuk-debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas dengan kandungan belerang. Belerang ini sangat bagus untuk kesehatan kulit. Dapat menghaluskan, menghilangkan gatal-gatal serta alergi pada kulit. Banyak pengunjung Lokal maupun wisatawan asing berkunjung ketempat ini untuk Relaksasi menikmati kehangatan air belerang di tengah dinginnya udara pegunungan. Lau sidebuk-debuk terletak lebih kurang 10 Km dari Bandar Baru menuju Berastagi, di kaki Gunung Sibayak yang memiliki ketingggian sekitar 2.100 km dari permukaan laut. Lau Sidebuk-debuk tepatnya berada di wilayah Karo,Sumatera Utara. Sumber mata air panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan gunung api Sibayak. 
Suhu airnya memiliki rata-rata 40-45 oC. Tempat ini ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari libur. Dan untuk Karcis masuknya dikatakan relatif murah, hanya sekitar 5000-10000/orang untuk dapat berelaksasi di Pemandian air Panas sidebuk-debuk ini.


Buat anda yang belum pernah kemari, silahkan datang dan rasakan nikmatnya berendam di air hangat sidebuk-debuk, dan buat anda yang pernah kemari, apakah tertarik untuk berkunjung kembali?

Demikianlah info singkat tentangPemandian Alam Air Panas Lau Sidebuk-Debuk, semoga bermanfaat buat anda yang ingin jalan-jalan di hari libur..^_^.

Rabu, 22 Juni 2016

Museum Pusaka Karo
.
Berkunjunglah ke BERASTAGI.
Rasakan hawa sejuk menusuk kulitmu, menenteramkan jiwamu sambil melihat2 koleksi kebudayaan Karo di Museum kita.
Mari lestarikan Budaya Karo.
MEJUAH-JUAH.
Museum ini tepat di jantung ya kota berastagi

Sabtu, 04 Juni 2016

salam khas batak

Suku bangsa batak merupakan suku yg sagat besar di sumatr utara.karna memiliki berbagai cabang dan masing masing cabang memiliki ciri kas nya masing masing
Ada pun yg di kategorikan sebagai batAk adalah
Batak toba,Batak karo,Batak pak pak,batak simalugun,batak mandailing.

Salam khas batak
    Tiap suku batak memiliki salam khasnya masing masing
Seperti:
Batak toba:Horas........
BAtak kAro:Mejuah-juah
Pakpak:Njuah-Njuah
Mandailing/angkola:horas tondi mandingin pir ma tondi matogu,sayur matua bulung

Simalugun:Horas ............

           Jadi kalo kamu berkunjung ke sumatra utara,medan udah tau kan salam yg mna harus kamu ucapkan
Igat jagan sampe salam nya salah di daerah yg bukan daerah asal salam itu ya